REKAMAN pembicaraan menjadi salah satu senjata jaksa untuk membuktikan
Antasari Azhar terlibat dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.
Sayangnya, rekaman yang diputar kemarin, tidak menunjukkan secara jelas
motif dan perencanaan pembunuhan. Padahal Antasari sempat terlihat
tegang di awal-awal pemutaran rekaman berdurasi 18 menit dan 1,5 jam
itu.
Dengan menatap langit-langit ruang sidang PN Jaksel,
Antasari terlihat serius mencermati rekaman pembicaraannya dengan Rani
yang diputar pertama. Sesekali dia berbisik dengan Juniver Girsang,
kuasa hukumnya, yang duduk persis di samping kirinya.
Namun tidak ada yang menghebohkan dari pemutaran rekaman itu. Suara
yang tidak jelas menjadi penyebabnya. Bahkan para jurnalis yang meliput
sempat kebingungan. Ketua majelis hakim yang diketuai Herri Swantoro
bahkan sempat menanyakan apakah jaksa akan memutar semua rekaman
pembicaraan itu.
Lantas, bagaimana sebenarnya rekaman yang diputar bersamaan saat
jaksa menghadirkan saksi ahli IT Ruby Alamsyah itu" Dalam rekaman
antara Antasari dan Rani di kamar 803 Hotel Gran Mahakam, hanya
beberapa kalimat yang terdengar dengan jelas.
Kalimat-kalimat itu misalnya, "Bapak main golf lagi dong." Kemudian
ada, "Bapak, saya kan marketing." Selain itu juga ada, "Jangan ngambek
dong." Selebihnya, pembicaraan tidak jelas. Sesekali, Rani yang
suaranya lebih dominan, terdengar tertawa. Dalam rekaman itu, terdengar
kesan Rani yang bersikap manja kepada Antasari.
Menurut Ruby, dalam rekaman yang telah didengar utuh dan sudah
ditranskipkan olehnya, awalnya Antasari dan Rani terlibat pembicaraan
mengenai keanggotaan menjadi member di Modernland Golf, Tangerang.
"Ujung-ujungnya ada kata-kata "buka?.
Tapi saya tidak bisa menerjemahkan," ungkap Ruby. Dalam surat
dakwaan jaksa disebutkan, dalam kasus pembunuhan Nasrudin diawali dari
pertemuan Antasari dengan Rani, yang dinikahi secara siri oleh
Nasrudin. Dalam pertemuan sekitar bulan Mei 2008 itu, Antasari meminta
Rani untuk berhubungan. Namun hal itu tidak tergambar dari rekaman yang
diputar dalam sidang kemarin.
Sementara dalam rekaman dengan Sigid, juga tidak terdengar jelas.
Menurut Ruby, isi pembicaraan adalah merencanakan suatu kegiatan. Namun
dia tidak mengatakan detil kegiatan yang dimaksud. "Itu semua ada di
transkip," katanya.
Dalam rekaman tersebut, suara Sigid lebih dominan. Pasalnya, Sigid
posisi duduknya lebih dekat dengan di mana alat perekam diletakkan.
Sementara suara Antasari terdengar jauh. Pembicaraan hanya terdengar
jelas hanya sepenggal-penggal. Namun sempat terdengar kata-kata
"perampokan" dan "TKP" (tempat kejadian perkara). Namun konteks
pembicaraan tidak diketahui pasti.
Menurut jaksa penuntut umum, kata-kata itu yang menunjukkan adanya
perencanaan pembunuhan terhadap Nasrudin. Ada skenario yang disiapkan,
di antaranya perampokan atau mengeksekusi langsung.
Juniver Girsang yang dikonfirmasi usai sidang mengatakan, cerita
adanya perampokan itu tidak ada kaitannya. Itu setelah dia menanyakan
soal itu ke Antasari.
"Saya tanya ke Pak Antasari. Katanya, tidak nyambung itu cerita
perampokan," katanya. Sementara terkait dengan kata-kata "jangan
ngambek dong" yang diucapkan Rani, menurut Juniver, kalimat itu adalah
saat Antasari diminta tanda tangan oleh Rani. "Itu dipaksa, disuruh
tanda tangan," terang pengacara senior itu. (fal)